Rabu, 21 November 2012

Konsep Bayangan dalam Al-Qur'an


Ketika kita berjalan, maka terdapat sesuatu yang senantiasa mengikuti pergerakan kita. Bentuk dan ukurannya tergantung pada pancaran sinar atau cahaya yang menuju kita. Terkadang ia terlihat lebih panjang, namun juga terkadang ia lebih pendek. Benda tersebut tidak lain adalah yang kita sebut sebagai bayangan. Bayangan merupakan salah satu fenomena yang diabadikan Allah dalam Surat Al-Furqaan:45-46
öNs9r& ts? 4n<Î) y7În/u y#øx. £tB ¨@Ïjà9$# öqs9ur uä!$x© ¼çmn=yèyfs9 $YYÏ.$y ¢OèO $uZù=yèy_ }§ôJ¤±9$# Ïmøn=tã WxÏ9yŠ ÇÍÎÈ   ¢OèO çm»uZôÒt6s% $uZøŠs9Î) $VÒö6s% #ZŽÅ¡o ÇÍÏÈ   

Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada kami dengan tarikan yang perlahan-lahan.”
                Dalam ayat ini Allah SWT memberikan gambaran ide tentang terdapatnya konsep mengenai bayangan yang terjadi akibat rotasi bumi. Matahari sebagai sumber cahaya, sehingga setiap dipermukaan bumi menghasilkan bayangan. Lalu bagaimana jika bumi tidak berotasi? Sudah pasti bayangan benda-benda yang ada dibumi ini, termasuk manusia akan sama bentuk dan ukurannya, tidak berubah panjang dan pendeknya. Sinar matahari akan terpancar hanya pada sebagian permukaan bumi, sementara bagian bumi yang lain hanya diselimuti kegelapan malam yang panjang.
            Hal ini tentu saja akan menjadikan perbedaan besar kecilnya temperature yang sangat mencolok. Pada sisi bumi yang terkena sinar matahari secara terus menerus akan terjadi pemanasan dan penguapan yang sangat tinggi, sehingga kekeringan pun akan terjadi. Sementara itu, pada bagian bumi yang tidak pernah mendapatkan pancaran sinar matahari suhu permukaannya menjadi rendah. Akibatnya makhluk hidup yang ada dibumi akan mati karena kepanasan dan kedinginan. Oleh karena itu, Allah menciptakan matahari untuk menghapus bayangan secara perlahan-perlahan, bukan seketika. Sehingga hal semacam ini tidak lain adalah untuk kebaikan kehidupan dibumi. Subhanallah………

Sumber: Agus Mulyono dan Ahmad Abtokhi (2006), Fisika dan Al-Qur’an, Malang: UIN Malang Press 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar