Kita saat ini
atau diri kita yang sekarang merupakan bentukan. Bentukan dari masalalu,
bentukan dari lingkungan, atau juga bentukan dari perlakuan yang kita dapatkan
selama ini. Saat ini aku baru menyadari betapa besar peran masalalu, lingkungan
serta perlakuan orang2 disekitarku membentuk jatidiriku. Betapa aku yang
terkesan kaku, angkuh, acuh dengan sekitarku, jutek, dan masih banyak lagi
sikap negatif lain yang melekat pada diriku tak lepas dari bentukan-bentukan
itu.
Dari kecil aku
tak pernah merasakan kasih sayang ibu kepadaku. Entah ini hanya perasaanku saja
atau memang begitu adanya. Aku tahu dan aku percaya bahwa tak ada satupun orang
tua yang tak sayang kepada anaknya, tapi entah kenapa tak ada kasih sayang ibu
yang bisa kurasakan. Sikap ibu yang begitu keras kepadaku semenjak aku kecil
telah menutupi perasaan ibu yang sebenarnya. Beliau seperti enggan menunjukkan
rasa sayangnya terhadap anak2nya. Seolah harga dirinya akan runtuh jika harus
berkasih-kasihan dengan anaknya. Hingga beliau terkesan begitu angkuh, acuh dan
tidak peka terhadap kebutuhan batin anak-anaknya. Dan sepertinya keadaan yang
demikian inilah yang akhirnya membentukku menjadi sosok yang dingin, begitu
cuek dan kurang peka terhadap sekitarku.
Berkali-kali
tersakiti oleh seorang lelaki ternyata membawa dampak yang cukup besar terhadap
diriku. Aku menjadi sedikit kurang percaya terhadap hubungan dengan seorang
lelaki. Satu hal yang tertanam dalam benakku adalah bahwa “semua laki-laki itu
SAMA”. Dan setiap kali ada seorang laki-laki yang mencoba mendekatiku, entah
mengapa aku barfikir negatif tentang mereka. Ketakutanku untuk disakiti dan
ditinggalkan membawa dampak terhadap sikapku padanya. Image jutek, ketus,
bahkan terlalu cuek telah melakat pada diriku. Meski aku sendiri tak pernah
menginginkan diriku seperti itu. Dan hal itu lah yang selalu berhasil membuat
mereka putar balik dariku.
Tapi disisi
lain, aku teramat bersyukur. Dibalik keterpurukanku karna kedua hal tadi, Allah
menganugrahi sahabat-sahabat yang begitu sayang dan peduli padaku. Melalui
mereka Allah mengulurkan tangan-Nya padaku. Melalui mereka Allah memberitahuku
betapa berartinya hidupku, melalui mereka Allah membisikkanku betapa indahnya
hidup ini. Melalui mereka pula Allah mengajarkanku untuk menyayangi.
Yahh.....hidup ini memang tak pernah mudah, tapi selalu ada kemudahan dibalik
kesulitan. Hidup ini tak pernah luput dari kesedihan, tapi selalu ada
kebahagiaan yang terselip dalam kesediahan. J
Sampai saat ini
aku masih terus belajar untuk terus memperbaiki diri. Biarlah semua kepahitan
itu terjadi, karna memang semua harus terjadi. Tak ada yang bisa disalahkan,
dan tak ada yang perlu disalahkan. Tak kan pernah kubiarkan masalalu merusak
masa depanku. Karna masa depanku adalah SUCI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar